Who is your Inspiration Leader in the world?
Pertanyaan itu diberikan kepada kami peserta Immersion II BP Program ADP (Accelerate Development Program) Ops. Geologist di suatu sore di Kota Portland South England di bulan November 2013 saat musim dingin sudah melanda negeri Oma Elisabeth ini. Saat itu saya sebagai perwakilan dari BP AsPac merupakan bagian dari 30 orang peserta ADP Ops. Geologist Tier 3 yang berasal dari seluruh Asset BP di Dunia. Ketika semua peserta bertemu dan berdiskusi, saya tahu bahwa teman-teman Peserta adalah Orang-Orang hebat yang terpilih dari masing-masing BP Asset untuk mengikuti Program ini dengan berbagai macam latar belakang Pendidikan, Status Sosial dan Motivasi.
Kembali ke Pertanyaan diatas, ketika pertanyaan ini diberikan ke kami dan disuruh untuk membuat essay dari pertanyaan ini kemudian akan dipresentasikan esok harinya di depan semua peserta dan instruktur termasuk kepada BP Leadership dari kantor pusat BP di Sunbury dan London pada saat acara penutupan dari Program ini, banyak sekali ekspresi yang bisa saya lihat dari semua peserta ada yang sukacita karena sudah punya Idola tetapi ada juga yang masih bingung, karena mungkin belum tahu siapa idolanya yang akan dijadikan topik essay nya dan dipresentasekan esok hari dan saya termasuk didalam kelompok yang kebingungan tersebut….hehehehe
Karena tugas essay ini merupakan tugas terakhir, sehingga oleh instruktur, kami diberi kebebasan untuk mengerjakannya di Lokasi yang kita inginkan. Saya coba mengambil tempat di depan hotel tempat kami menginap yang kebetulan berada diatas bukit dekat dengan Patung Lambang Olimpiade London 2012 yang menghadap kota Portland dibawahnya sehingga pemandangan menjadi sangat indah bila dipandang dan kata orang bisa menjadi sumber inspirasi dalam menulis….
Setelah lewat sejam duduk diam tanpa berbuat apa-apa karena masih bingung dan merenung siapa sebenarnya Tokoh Pemimpin Idola saya didalam dunia ini, akhirnya saya sepakat dengan kata hati saya dan saya pun mulai menulis:
” Pemimpin Idola saya adalah seorang wanita. Wanita ini bukan siapa-siapa. Dia lahir dan besar di sudut sebuah kampung yang lokasinya tidak tertulis didalam peta manapun dan bahkan lokasinya pun mungkin tidak akan ditemukan apabila dicari dengan menggunakan Google Earth Pro sekalipun. Dia bukan president BP, bukan seorang pemimpin dunia, bukan seorang tokoh politik, bukan seorang ilmuwan, bukan seorang public figure. Dia bukan siapa-siapa. Dia hanyalah wanita biasa tetapi bagi keluarganya She is The Rock.
Di awal tahun 60 an sampai awal tahun tahun 90 an, dia bekerja sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit kecil di Papua untuk membantu pasien yang sakit ataupun melahirkan untuk menghasilkan uang bagi kebutuhan 11 orang anaknya. Yang masih teringat dalam bayangan anak-anaknya, kadang Dia harus bangun sejak pukul 04:00 am untuk menyiapkan segala kebutuhan anak-anaknya sebelum menyiapkan kebutuhan Nya sendiri dan berangkat kerja. Kadang Dia harus bangun di malam hari karena ada ketokan di pintu depan rumah Nya dari pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan sebagai bagian dari pelayanan Nya kepada orang yang membutuhkan keahlian Nya.
Dia berjalan, melompat dan berlari sepanjang jalan kecil menembus gelap yang masih diselimuti embun pagi untuk bertugas demi pelayanan dan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan anak-anak nya. Dia selalu memulai hari-harinya dengan penuh Semangat. Dia mengabdikan dirinya untuk kebahagiaan keluarganya. Dia adalah wanita yang gigih. Anak-anaknya selalu bersama nya dan dia tidak ingin anak-anaknya hanya seperti Dia, tetapi Dia ingin anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi, anak-anaknya harus lebih maju dari Dia dan Dia tidak ingin anak-anak Nya hanya bisa bekerja di forgotten corner of the world seperti Dia.
Secara umum wanita ini minim pendidikan tetapi wanita ini sangat briliant, Pintar dalam arti sesungguhnya walaupun hanya mengenyam pendidikan sampai 6 tahun disekolah perawat di Zaman Pendudukan Belanda di Serui-Papua. Tetapi menurut anak-anaknya dia sunguh Luar Biasa. Dia tidak belajar bagaimana mengelola dan merencanakan keuangan keluarga, dia tidak belajar bagaimana menjadi orang tua yang sukses membimbing anak-anak seperti banyak program yang saat ini ditemukan di kursus-kursus ataupun kaset vcd, namun Dia sukses untuk mengatur keluarganya dalam arti sesungguhnya. Memang masih ada beberapa kegagalan menurut Dia, namun menurut kami anak-anak Nya itu adalah Kesuksesan Nya yang tertunda.
Dia bukan seorang pembicara ataupun seorang penulis, namun dia mampu untuk berbicara dan menulis kisah hidup keluarganya dengan sangat luar biasa. Dia tidak banyak berbicara tetapi Dia banyak mengerjakan. Dia melakukan sesuatu terlebih dahulu baru kemudian berbicara untuk memberikan contoh kepada anak-anak Nya dan orang-orang disekitar Nya. Ketika anak Nya duduk di bangku SD, anaknya sempat malu kesekolah karena sepatu Nya sudah sobek dan mereka tidak mampu untuk membeli sepatu yang baru, Dia datang mendekap dan menatap mata anaknya sambil berkata “Nak untuk menjadi seorang pemimpin besar kamu tidak perlu sepatu baru yang kamu perlukan hanyalah kesungguhan untuk mengerjakan segala hal yang dipercayakan untuk dikerjakan oleh mu. Di lain waktu, ketika anak Nya kesulitan untuk membuka plastik belanjaan yang di tutup rapat sehingga kemudian anaknya meminta Dia mengambil pisau atau gunting untuk membuka plastik tersebut, namun Dia datang mengambil plastik tersebut dan kemudian membuka dengan menggunakan tangannya sambil berbicara kepada anaknya “Kamu tidak membutuhkan parang atau pisau untuk membuka plastik ini. Bagi anaknya itu sangat menginspirasi dan sangat sangat dalam maknanya yaitu si anak diajarkan bahwa kamu dapat melakukan segala sesuatu sendiri apabila kamu percaya pada kemampuan dirimu”.
Di awal tahun 80 an, sesuatu terjadi didalam keluarganya. Suaminya harus meninggalkan Keluarga Nya karena harus menjalani masa tahanan karena berhubungan dengan masalah Politik di Tanah Papua sampai dengan akhir tahun 90 an. Ini bukan karena kesalahan Dia atau tidak mensuport suaminya tetapi ini memang karena Dia sangat mengerti suaminya dan mengerti akan arti menjadi seorang Istri yang sesungguhnya bagi Orang Papua. Dia memilih untuk tidak melawan arus tetapi dia berjuang untuk kebahagian keluarga terutama bagi pendidikan anak-anaknya. She was really the rock for her familly. Dia sangat menginspirasi anak-anak Nya dan Dia meletakkan dasar Kepemimpinan yang sangat kuat di dalam kebisuan dan kesediahan Nya.
Sekarang Wanita ini dapat tersenyum. Bukan hanya karena anak Nya bisa membuka plastik itu dengan tangannya sendiri tetapi juga karena anaknya mendapat kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, bekerja di salah satu perusahaan oil and gas terbesar didunia. Dia bahagia karena anaknya bisa menjadi perwakilan dari salah satu aset BP terbesar di AsPac yang dengan penuh percaya diri berdiri didepan orang-orang hebat dari perusahaan ini untuk mempresentasekan tentang diri Nya yang sangat luar biasa. Mungkin Dia tidak pernah menyadari hal ini namun dia adalah Pemimpin Sejati bagi anak-anak Nya.
Ya, Dia adalah Ibu Saya, Saya tahu perjalanan hidup dan karir saya masih panjang dan berliku, serta saya belum banyak menghasilkan sesuatu yang pantas untuk dibanggakan didalam karir saya. Namun satu hal yang saya percaya bahwa saya adalah hasil dari seorang Pemimpin sejati yaitu Ibu Saya, a women in a forgotten corner of the world. Dia mengajarkan saya untuk tidak boleh menyerah tetapi harus mencari cara agar bisa menyelesaikan semua permasalahan yang sulit sekalipun dengan cara yang baik. Ibu saya bukan siapa-siapa. Namun karena tidak ada yang sempurna, maka Ibu ku adalah yang sempurna sang Pemimpin Sejati ku.
Thank you Mom…..I Love u so much.
Your little son
Samuk Franklyn Wopari Konyorah